Sejak dioperasikan pada 2021, kereta cepat Cina-Laos rute Kunming-Viantiane menjadi pilihan transportasi darat bagi masyaraka kedua negara. Dengan menggunakan kereta semi peluru itu, waktu tempuh perjalanan Kunming-Mohan yang berjarak sekitar 570 kilometer dapat ditempuh dalam tempo 5 jam 20 menit.


Menjajal Kereta Cepat Cina-Laos Menembus Puluhan Terowongan


Kunming merupakan ibu kota provinsi Yunnan di Cina, sedangkan Mohan adalah kota kecil yang berada di perbatasan Cina dan Laos. Pada masa libur Imlek lalu, jalur kereta itu ramai oleh masyarakat yang baru pulang berlibur dari Laos atau sebaliknya.

Jalur kereta cepat Cina-Laos

Kereta yang digunakan untuk jalur ini adalah keluarga Hexie Hao, kereta cepat generasi pertama Cina yang dikembangkan perusahaan domestik CRRC dengan mengadopsi teknologi Jepang dan Jerman yang warna asalnya putih dengan strip biru. Kereta ini memiliki kecepatan sekitar 160 kilometer per jam, lebih rendah dari kecepatan teknologi kereta cepat terbaru Cina yang bisa berlari hingga 250 kilometer perjam.

Deru mesin dan roda-roda besi yang menggelinding di atas rel listrik dapat diredam dengan baik sehingga menghasilkan suasana di dalam kabin kereta berjenis electric multiple unit (EMU) itu senyap. Suara berisik justru ditimbulkan oleh penumpang yang mengobrol dan pramugari yang lalu-lalang menawarkan barang dagangan, mulai dari makanan, minuman, camilan, suvenir, boneka hingga obat gosok.

Pengumuman kru ketika kereta hendak memasuki stasiun tertentu turut menambah suasana di dalam kabin bertambah ramai. Uniknya, pengumuman di kereta hijau itu disampaikan dalam tiga bahasa, yaitu Mandarin, Laos dan Inggris. Di Cina, biasanya pengumuman kru kabin secara bilingual, yaitu Mandarin dan Inggris saja.

Perjalanan yang dimulai di pagi hari itu tak terlalu terasa seperti pagi hari dengan suasana mentari yang menyusup lewat jendela. Banyaknya terowongan yang harus dilalui di jalur itu membuat perjalanan justru terasa ada di malam hari.

Sistem penerangan di dalam kabin dibiarkan aktif sepanjang hari sehingga tidak terpengaruh suasana di luar yang gelap karena berkali-kali keluar-masuk terowongan. Kontur tanah yang bergunung dan berbukit di wilayah selatan daratan Tiongkok menjadikan laju jenis kereta peluru itu harus menembus banyak terowongan.

Infrastruktur jalur kereta api di Cina tidak dirancang menanjak, menurun dan berkelok meskipun harus melintasi gugusan-gugusan perbukitan dan lembah. Namun trek lurus di atas permukaan tanah menjadikan laju kereta melesat bagaikan peluru dengan keseimbangan yang tetap terjaga, aman dari guncangan dan tidak mudah anjlok (derailed).

Stasiun Mohan baru dioperasikan pada Desember 2021, berbarengan dengan dioperasikannya kereta api Cina-Laos via Kunming-Viantiane. Mohan merupakan stasiun terakhir di wilayah selatan Cina. Kereta cepat berwarna hijau bergaris kuning itu pun menjadikan Stasiun Mohan sebagai tempat pemberhentian terakhirnya.

Bagi penumpang yang hendak melanjutkan perjalanan ke Laos melalui Boten, Provinsi Luang Namtha, harus melalui pos pemeriksaan imigrasi yang berjarak sekitar 3 kilometer dari Stasiun Mohan. Di luar stasiun sudah banyak orang menawarkan jasa pengantaran penumpang dengan kendaraan pribadi menuju pos imigrasi, selain ada kendaraan umum mikrobus.

Demikian juga di sekitar pos perbatasan Mohan-Boten, banyak warung, termasuk penjual makanan halal karena Provinsi Yunnan dikenal sebagai salah satu sentra komunitas Muslim Cina. Laksamana Cheng Ho, tokoh muslim Cina yang populer di Indonesia berasal dari Yunnan ini.

Sejak otoritas Cina mencabut protokol kesehatan ketat nol kasus COVID-19 pada Desember 2022, pos perbatasan itu mulai ramai orang, baik pejalan kaki maupun penumpang kendaraan bermotor. Dalam upaya memperlancar pertukaran antar-masyarakat, otoritas kedua negara sedang membicarakan mekanisme pemeriksaan keimigrasian penumpang kereta api.

Jika mekanisme itu disepakati, maka bukan saja penumpang kereta api Cina-Laos yang dimudahkan karena tidak perlu lagi turun dari kereta dan keluar dari area Stasiun Mohan untuk menuju pos pemeriksaan keimigrasian. Pelancong dari Asia Tenggara dan Cina melalui jalur darat akan lebih dimudahkan. "Memang tidak mudah, tapi kami tetap berupaya ke arah situ," kata Han Yue, dari Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Yunnan.